Bang Edoy Boedeman: Sang Stringer dari Kamal
Karier Bang Edoy sebagai stringer dimulai belasan tahun lalu. Ia bukan jurnalis lulusan universitas bergengsi, melainkan seorang autodidak yang belajar dari pengalaman. “Awalnya cuma bantu-bantu teman bikin liputan. Lama-lama, saya jatuh cinta sama dunia jurnalistik,” kenangnya sambil tertawa kecil.
Setiap hari, Bang Edoy terlihat berkeliling di wilayah Kamal. Dari pasar tradisional, gang sempit, hingga balai warga, ia selalu siap menangkap momen yang dianggapnya penting. Baginya, setiap kejadian adalah cerita yang layak untuk dibagikan. "Bukan soal besar atau kecilnya peristiwa, tapi soal dampaknya buat masyarakat," ujar pria berusia 45 tahun itu.
Kisah Bang Edoy menjadi menarik karena ia tak hanya meliput berita besar seperti kunjungan pejabat atau bencana alam. Ia juga gemar mengangkat cerita-cerita kecil yang sering luput dari perhatian media arus utama. Misalnya, tentang seorang nenek penjual nasi uduk di pinggir jalan yang berjuang menghidupi cucunya, atau warga yang gotong royong membersihkan selokan demi mencegah banjir.
Namun, perjuangan Bang Edoy bukan tanpa tantangan. Sebagai stringer, ia harus bekerja tanpa fasilitas yang memadai. Terkadang, untuk mengirim hasil liputan ke redaksi, ia harus menunggu lama di warung internet atau memanfaatkan koneksi internet seadanya di ponsel tuanya. "Saya nggak punya peralatan canggih, tapi semangat saya nggak kalah," katanya dengan nada penuh tekad.
Selain itu, Bang Edoy sering menghadapi risiko saat meliput. Suatu kali, ia hampir terjebak di tengah kerusuhan kecil saat meliput aksi demonstrasi di wilayah sekitar Kamal. Namun, hal itu tak pernah menyurutkan semangatnya. "Ini jalan hidup saya. Kalau takut, saya nggak bisa kasih informasi yang benar buat masyarakat," katanya.
Di mata warga Kamal, Bang Edoy adalah sosok yang inspiratif. Ia tak hanya bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk komunitasnya. Banyak yang menganggapnya sebagai "penyambung suara rakyat." Jika ada masalah di wilayah mereka, seperti jalan berlubang atau fasilitas umum yang rusak, mereka langsung menghubungi Bang Edoy. Ia pun sigap melaporkannya, berharap berita itu sampai ke pihak yang berwenang.
Meskipun hidupnya sederhana, Bang Edoy merasa bahagia. Baginya, menjadi stringer adalah panggilan jiwa. “Saya cuma mau cerita-cerita dari Kamal ini didengar banyak orang. Karena setiap tempat punya kisah, dan setiap kisah punya makna,” tutupnya dengan senyum lebar.
Bang Edoy Boedeman adalah bukti nyata bahwa siapa pun bisa memberikan kontribusi besar bagi lingkungannya, asalkan ada tekad, kerja keras, dan kepedulian. Sosoknya mungkin sederhana, tetapi perjuangannya membawa dampak yang luar biasa.
[RED] Gilang TNC Kabiro Jakarta Barat
Posting Komentar