HET Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, DPD TMI Kota Pekalongan Apresiasi Langkah Revolusioner Presiden Prabowo
TRANSFORMASINUSA.COM | Kota Pekalongan – Kabar gembira datang bagi para petani di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Pekalongan. Pemerintah melalui kebijakan terbaru Presiden Prabowo Subianto resmi menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi hingga 20 persen. Kebijakan ini disambut penuh sukacita dan rasa syukur oleh kalangan petani dan organisasi tani di berbagai daerah, tak terkecuali Dewan Pimpinan Daerah Tani Merdeka Indonesia (DPD TMI) Kota Pekalongan.
Ketua DPD TMI Kota Pekalongan, Mungki Retnosari atau akrab disapa Kiki, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo Subianto atas langkah nyata pemerintah dalam membantu meringankan beban petani. Menurutnya, penurunan harga pupuk subsidi ini bukan hanya menjadi kabar baik, tetapi juga merupakan bukti nyata komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan dan kemandirian petani Indonesia.
"DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Pekalongan menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto atas kebijakan luar biasa ini. Penurunan harga pupuk subsidi sebesar 20 persen tentu sangat berarti bagi petani, terutama di tengah naik-turunnya harga komoditas pertanian dan biaya produksi yang selama ini cukup tinggi,” ujar Kiki, saat ditemui di Griya Farm, Jalan H. Sabrawi, Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jumat (24/10/2025).
Kiki merinci jenis dan besaran penurunan harga pupuk yang berlaku. Untuk pupuk Urea, harga semula Rp2.250 per kilogram kini turun sebesar Rp450 menjadi Rp1.800 per kilogram, atau jika dihitung per karung kemasan 50 kilogram, dari Rp112.500 menjadi Rp90.000. Sementara itu, pupuk NPK dari harga sebelumnya Rp2.300 per kilogram kini menjadi Rp1.840 per kilogram, atau dari Rp115.000 menjadi Rp92.000 per sak kemasan 50 kilogram.
Tak hanya itu, untuk pupuk NPK khusus Kakao, kini dibanderol Rp2.640 per kilogram atau Rp132.000 per sak kemasan 50 kilogram, pupuk ZA dihargai Rp1.360 per kilogram atau Rp68.000 per sak, dan pupuk organik ditetapkan Rp640 per kilogram atau Rp25.600 per sak kemasan 40 kilogram.
Menurut Kiki, penurunan harga tersebut merupakan langkah revolusioner yang tepat sasaran karena selama ini beban utama petani terletak pada mahalnya biaya sarana produksi pertanian, termasuk pupuk.
"Dengan turunnya harga pupuk, petani bisa mengalokasikan biaya lebih untuk perawatan lahan, pembelian benih unggul, dan pengembangan hasil panen. Ini sangat membantu mereka untuk bangkit dan lebih produktif,” jelasnya.
Ia juga menilai kebijakan ini sejalan dengan visi kedaulatan pangan nasional yang tengah digalakkan oleh pemerintah pusat. DPD TMI Kota Pekalongan, lanjut Kiki, siap menjadi garda depan dalam menyosialisasikan kebijakan tersebut kepada para petani di tingkat akar rumput agar manfaatnya benar-benar dirasakan secara langsung.
“Kami akan terus mendampingi para petani agar penyaluran pupuk bersubsidi berjalan tepat sasaran. TMI juga siap bersinergi dengan dinas pertanian, kelompok tani, dan distributor agar tidak terjadi kelangkaan di lapangan,” tegasnya.
Kiki berharap, kebijakan ini menjadi awal dari era baru pertanian yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Ia optimistis, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan semangat gotong royong para petani, Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan kesejahteraan petani yang berkelanjutan.
“Semoga kebijakan ini menjadi upaya revolusioner untuk peningkatan kesejahteraan petani Indonesia, termasuk para petani di Kota Pekalongan. Kami yakin, ketika petani sejahtera, maka bangsa pun akan kuat,” ungkapnya.
Kebijakan ini pun disambut positif oleh para petani di Kota Pekalongan. Salah satunya Slamet, petani padi asal Kota Pekalongan yang mengaku sangat terbantu dengan kebijakan tersebut.
"Selama ini biaya pupuk jadi salah satu beban terbesar kami. Dengan harga yang turun, kami bisa lebih lega. Mudah-mudahan stoknya juga lancar, jadi tidak hanya murah di atas kertas,” ucapnya penuh harap.
Hal senada disampaikan oleh Supri, petani cabai dari Kota Pekalongan. Ia menilai kebijakan penurunan harga pupuk ini menjadi angin segar bagi petani kecil yang sering kali kesulitan modal untuk membeli pupuk di musim tanam.
“Pupuk itu ibarat nyawa buat tanaman. Kalau harganya turun, kami bisa menanam lebih luas dan hasilnya mudah-mudahan juga meningkat. Terima kasih untuk Presiden dan pemerintah yang memperhatikan kami para petani kecil,” pungkasnya.

Posting Komentar